Rabu, 28 Oktober 2015

Kana story



            Dalam diri seseorang pasti ada kelebihan dan kekurangan karena Tuhan menciptakan sesuatu itu berpasangan. Siang dengan malam, matahari dengan bulan, surge dengan neraka dan sebagainya. Begitupun dengan makhluk yang bernama manusia. Rasa cinta dalam diri seorang remaja adalah suatu anugrah yang tak  isa ia hindari. Sadar atau tidak rasa itu pasti pernah singgah dalam hati.
Teorika matematika mungkin adalah suatu hal yang mudah bagi Kana. Namun, tentang cinta tau apa dia. Hanya bisa memandang birunya langit dan hamparan laut luas untuk berusaha mencari jawaban dari apa yang disebut cinta. Masa SMA memperkenalkan ia pada dunia yang sesungguhnya.
“woi,,pagi-pagi gini udah nglamun. Kesambet baru tau rasa lo!kalo mikirin gue gak usah sampe kayak gitu banget keles. Hahaa” kaget juni yang tiba tiba dating dan membuat kana tersadar dari lamunanya.
“apaan sii siapa juga yang mikirin lo!idih..”
“lagian pagi-pagi gini udah bengong gak jelas, mikirin apa sih?” Tanya juni kepo.
Kana diam sesaat lalu menatap wajah juni dengan tatapan aneh yang membuat Juni menjadi salting. Dengan hati hati Kana mulai mengungkapkan apa yang disimpan dalam lamunanya.
“Jun, menurut lo Dava gimana sih orangnya?”
“ooo jadi dari tadi lo nglamunin Dava? Hahaa” jawab Juni dengan suara agak teriak dan tawa khasnya. Sontak Kana langsung menutup mulut Juni takut ada yang mendengar.
“by the way in the busway..  ngapain lo nanya-nanya si Dava? Jangan –jangan lo naksir lagi sama si playboy cap kadal itu. Hayooo ngakuuu..” goda Juni dengan kealayanya.
“dia playboy?” Tanya Kana kaget.
“iyalah, masak lo nggak tau sih? Makanya jadi orang tuh jangan jadi kutu buku, perginya kalau nggak ke perpus ya mushola udah gitu langsung balik kelas. Keluar paling kalau ada rapat Rohis. Capek deh!”
“yee emang kenapa? Yang penting kan bermanfaat. Daripada gosip mulu kayak lo!” bantah Kana. “ya udah, gue mau ke kelas. Terserah lo mau ikut apa nggak. Bye!” lanjut Kana . ia langsung menuju ke kelas dan meninggalkan Juni di taman sendirian.
“eh Kan, tungguin gue dong, main tinggal-tinggal aja!gue masih kepo nih tentang lo sama Dava” kata Juni yang nyusulin Kana ke kelas.
Di kelas Juni terus mendesak Kana untuk cerita tentang hubunganya sama Dava. Bahkan saat pelajaran berlangsung pun ia tetap saja bertanya tentang hal itu sampai akhirnya Kana sudah tak tahan dan berjanji akan cerita setelah pulang sekolah.
Semuanya berawal dari ucapan ultah Kana buat Dava yang kebetulan beda satu hari dengan alice, temen deket Kana. Gara-gara itu, di kelas Dava jadi lebih akrab dengan Kana yang bisa di bilang susah deket kalau sama cowo yang baru kenal. Setelah itu mereka jadi sering chattingan dan kadang gombalin satu sama lain. Tapi, Kana tetap menjaga perasaanya dan bersikap biasa sebagai teman karena ia tahu saat itu Dava lagi deket sama adek kelas. Saat weekend holiday di Bandung, Dava berubah jadi makin perhatian sama Kana. Dava adalah salah satu cowo kece di sekolah sekaligus temen sekelas yang deketin Kana. Di tambah lagi dengan jabatan yang dipegang Dava membuatnya jadi makin terkenal. Karena itulah Kana merespon perhatian Dava. Ia ingin bisa lebih deket dengan cowo.
Semakin hari Dava makin perhatian sama Kana. Mereka jadi lebih sering chattingan, sms-an. Saat itu Kana belum begitu mengenal Dava. Ia hanya berfikir Dava cowo yang baik, perhatian, aktif, karismatik, pokonya yang baik-baik lah. Tak sedikitpun terlintas kejelekan Dava dalam hal cinta. Padahal saat itu Kana tahu dia lagi deket sama siapa dan mantanya siapa aja. Bahkan mantanya temen ekstra Kana. Hingga suatu saat Dava mengungkapkan perasaanya lewat sms. Kana tidak langsung menjawab tapi ia ingin Dava bilang secara langsung di depanya. Sebenarnya bukan itu yang Kana inginkan tapi karena Kana masih belum yakin dengan perasaanya. Kana takut apa yang dirasakanya Cuma perasaan suka yang sementara. Tapi sikap Dava terus membuatnya makin jatuh hati. Kana semakin bingung dengan perasaanya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Kana memang suka sama Dava tapi ia tidak ingin pacaran. Ia tidak ingin punya mantan pacar. Ia ingin pacarnya ya suaminya nanti. Tapi Kana sadar dia baru SMA kelas IX. Masa depanya masih jauh. Terlalu cepat untuk memikirkan hal itu. Selain itu Kana juga takut sakit hati dan nanti malah mengganggu belajarnya.
Di sisi lain Kana takut kalau ia menolak Dava, dia akan sakit hati dan menjauhinya. Kana tidak ingin itu terjadi. Kana ingin tetap deket dengan Dava tapi bukan pacaran ataupun sahabatan. Kana sayang pada Dava tapi ia bingung harus bersikap bagaimana. Dava berhasil memberikan apa yang ia inginkan selama ini. Kana pernah bilang sama ihda temen curhatnya kalu ingin punya pacar di ultahnya yang ke-17 ini. Dan itu semua ada di depan mata. Tapi Kana masih bingung apa yang dilakukanya ini benar atau salah. Meskipun hatinya bergejolak hebat ia berusaha untuk tetap bersikap biasa di hadapan teman-temanya agar tak ada yang curiga termauk juga Dava.
Liburan semester berakhir. Saat ini adalah hal yang paling mendebarkan bagi Kana karena ia harus bertatap muka langsung dengan Dava. Hatinya seperti tak hujan tapi banyak petir, bergerak tak beraturan karena melihat Dava yang sudah di dalam kelas dan menatapnya saat ia baru saja masuk kelas dan tiba-tiba terdengar sorakan dari teman-teman. Sumpah, ini membuat Kana jadi mati gaya. Gayanya yang pemalu membuatnya jadi makin kelihatan salting. ia lalu bergegas menuju bangkunya. Di sana Juni sudah duduk manis dan siap untuk memberikan penjelasan atas kejadian barusan.
“mereka udah tau Kan, tapi bukan gue lho ya,, noh si Dava yang bersikap aneh sama lo dan statusnya di sosmed bikin gempar seantero sekolah”
Kana jadi makin salting. sesaat ia melirik Dava dan Dava justru melihatnya. Bener-bener apes. Ini yang tidak diinginkan Kana yaitu temen-temenya tau tentang hubunganya. Kana terus mengelak jika temanya bilang kalau ia pacaran dengan Dava. Untungnya teman-teman Kana pecaya kalau dia tidak pacaran sama Dava. Bahkan sahabatnya sendiri alice dan ihda tidak tahu pasti apa statusnya dengan Dava.
Sepulang sekolah Kana bertemu dengan Nina salah satu cewe yang naksir sama Dava dari kelas 10 dan sekarang jadi partner Dava di salah satu organisasi di sekolah. Nina dulu teman sekelas Kana yang dulu pernah ngenalin Kana sama Dava.
“hai Kan, dicari Dava tuh di ruanganya.” Sapa Nina.
Kana hanya senyum dengan sapaan Nina yang terkesan bercanda dan seperti ada rasa cemburu. Aku memang agak canggung sama Nina, ada perasaan tidak enak semenjak tahu ia naksir sama Dava.
Hari ini Kana tidak langsung pulang karena ada pertemuan Rohis untuk membahas acara rutin hari jumat. Tiba-tiba Juni datang dan membisiki Kana sesuatu.
“ditungguin Dava di depan kelas selesai Rohis, ada sesuatu yang pengen dibicarain” bisik Juni.
Jlep. Jantung Kana mulai berdeguk kencang. Dengan kecepatan yang tidak konstan. Ia berusaha menghindari pertemuan dengan Dava. Kana tahu pasti Dava ingin mengungkapkan perasaanya secara langsung tapi Kana tidak ingin itu terjadi. Kana selalu berusah menghindar tiap kali Dava ingin bicara.
“tapi Jun, kayaknya ini nanti sampai sore banget nanti dia kelamaan nunggu kasian. Mending suruh kapan-kapan aja gitu.” Elak Kana.
“katanya gak bisa Kan, harus sekarang. Sampe kapanpun juga bakal ditungguin. Iyain aja ya?kasian kan, udah dibelain sampe kayak gitu..” rayu Juni.
Akhirnya Kana hanya bisa pasrah. Kali ini ia tidak dapat menghindar.
Selesai rohis Dava dan Juni sudah stand by di depan ruangan. Kana makin bingung harus ngapain. Ia tidak bisa pulang diam diam kalau Davanya aja didepan. Akhirnya ia keluar.
“Kana aku mau ngomong penting. Ikut aku yuk..”ajak Dava.
“aku mau pulang, udah sore soalnya. Nggak enak sama ibu kos kalau pulang kesorean.” Jawab Kana menghindar.
“sebentar kok, please…!ini soal yang kemaren. Kamu bilang harus langsung kan?” Dava masih mencoba merayu Kana.
“udahlah Kan, diiyain aja apa susahnya sih,, apa perlu gue temenin? Gak kan? Makanya sono keburu sore ntar, katanya mau pulang cepet!” bujuk Juni.
Kana dan Dava saling pandang dan akhirnya mereka pergi berdua di depan kelas. Di situlah Dava mengungkapkan perasaanya.
“apa?” Tanya Kana pura pura tidak mengerti maksud Dava.
“duduklah!”. Kana pun duduk. Dava melanjutkan kata-katanya. Dengan menarik nafas dan menghembuskanya. “aku suka sama kamu Kana, mungkin ini terlalu cepat tapi aku sudah yakin sama persaanku kalau aku memang jatuh hati sama kamu”.
Cetyarrrrrr. Ini benar benar petir menyambar hatiku. Mulutku sperti terkena lem alteco 10 botol tak bisa berkata apa-apa. Suasana tiba-tiba berubah menjadi hening. Emang dasarnya Kana gadis yang pemalu dan agak pendiam terjebak dalam situasi seperti ini bisa apa dia? Kenal Cinta aja baru kemaren. Kana terus diam dan memandang langit berusaha mencari jawaban disana. Tapi sia-sia. Tak ada apa-apa disana hanya awan putih yang indah dan burung-burung berterbangan. Setelah diam beberapa saat dengan menarik nafas panjang dan menghembuskanya juga Kana menjawab pernyataan Dava dengan anggukan dan senyum manisnya.
Spontan Dava langsung berteriak kegirangan dan tertawa lepas. Dava lalu mendekati Kana dan membisikkan sesuatu di telinga Kana.
“I love you Kana”
Jantung Kana serasa mau copot mendengar kata-kata itu ditelinganya. Baru kali ini ada cowo yang bilang gitu sama Kana. Kalau bilang suka lewat sms sih sudah biasa.
Hari itu Kana benar-benar bahagia. Ia pulang kos dengan terus tersenyum dan jantung yang masih tidak beraturan.
Sehabis kejadian sore itu Dava jadi makin perhatian. Tiap pulang sekolah selalu menghampiri Kana untuk sekedar pamitan pulang duluan.
15 januari adalah hari yang special bagi Kana. Hari itu genap ia berusia 17 tahun. Malam harinya ia dapat kejutan dari sahabat-sahabatnya di kos. Ia berharap Dava juga akan memberinya kejutan seperti sahabatnya. Namun saat itu ia sedang disibukkan dengan lomba yang diikutinya 1 bulan lagi. Kana jadi jarang masuk kelas karena harus belajar untuk lomba. Tak ada yang special dari Dava di hari itu. Hanya ucapan selamat ulang tahun saat Kana masih di dalam kelas. Setelah itu tak ada apa-apa. Kana tidak ingin berharap apapun dari Dava, ia hanya ingin Dava ngerti kalau ini hari special baginya. Tapi Dava malah bersikap biasa seperti tak ada apa-apa. Kana mulai sebal dengan Dava tapi ia tak ingin menunjukanya secara langsung. Kana masih posthink mungkin bukan hari ini.
Satu minggu setelah hari ultahnya Dava masih biasa saja. Kana tetap sabar. Sampai satu bulan setelah ultahnya Dava masih belum memberikan sesuatu yang special untuknya. Kana mulai lelah berharap. Dia berpikir mungkin memang ia tak pantas mendapatkan sesuatu yang special dari orang yang disayang seperti teman-temanya. Bahkan Kana sampai menulis di buku harianya. Di saat ia mulai menyerah untuk berharap Dava datang menghampirinya.
“nanti sepulang sekolah sibuk nggak?” Tanya Dava.
“aku nanti ada jadwal belajar kelompok, ngerjain tugasnya mis fifi itu lho..” jawab Kana.
“kira-kira sampai jam berapa?” Dava masih terus bertanya. Kana mulai curiga dengan sikap Dava.
“nggak tau sih, mungkin jam 4 an, kenapa?”
“kalau udah selesai kasih kabar ya, aku tunggu di kelas”. Kata Dava.
“loh ada apa?” Tanya Kana bingung. Dalam hati ia masih berharap Dava akan memberikanya kejutan tapi karena harapan-harapanya kemaren selalu mengecewakan dia tak ingin berharap lagi.
“ada sesuatu yang mau aku titipin sama kamu. Tolong datang ya. Aku tunggu!”. Kata Dava yang langsung bergegas pergi.
Kana masih bingung denga Dava. Ia penasaran dengan apa yang dimaksud Dava. Saat kelompok Kana tidak focus dengan pekerjaanya. Ia terus kepikiran dengan Dava.
Sampai di kelas Dava sudah ada disana. Dia langsung menghampiri Kana dan mengajaknya pergi. Ternyata ke taman. Di sana sudah ada bungkusan plastic hitam besar.
“ini untuk kamu Kana, happy birthday ya.. maaf telat.” kata Dava. Sebuah boneka panda lucu itu dikeluarkanya dari plastic dan diberikan untuk Kana.
“dan satu lagi buat kamu” lanjut Dava. Kana masih tersenyum dan sedikit tidak percaya dengan kejadian itu. Dava mengeluarkan sebuar mawar merah dari dalam tasnya dan bungkusan kecil yang berisi cincin dengan namanya. Ternyata dia juga sudah memakai cincin yang ada nama Kana. Kana benar-benar tidak menyangka ternyata harapanya jadi kenyataan meskipun terlambat 1 bulan. Bagi Kana hari itu adalah sweet seventeenya yang kedua.
Berjalan satu tahun hubungan mereka jadi tambah dekat dan saat kelas kelulusan mereka harus berpisah. Dengan jarak rumah yang jauh sulit bagi Kana dan Dava untuk ketemu. Hari terakhir mereka sekolah Dava datang ke kosan Kana dan pergi makam malam bareng teman-teman sekelas sebelum mereka benar-benar terpisah oleh jarak. Pada malam itu HP Dava lagi dipegang Kana, dan kebetulan ada massage masuk. Pesan itu dari adek kelas yang foto sama Dava saat perpisahan. Kana mencoba untuk bersikap biasa.
“ada pesan nih!” kata Kana sambil memberikan HPnya pada Dava.
“buka aja” jawab Dava. Kana membuka pesanya dan jlep. Isinya dia Tanya apa Dava masih di RS. Saat itu paman Dava lagi di RS dan biasanya dia yang jaga. Ternyata dia perhatian sama Dava. Kana mengatakan isi pesan itu pada Dava tapi Dava besikap biasa malah menyuruh Kana membalasnya. Dalam hati Kana merasa penasaran dengan hubungan mereka tapi ia tetap bersikap biasa. Kana tidak ingin membahasnya sekarang.
Sepulang dari makan malam Kana menanyakan hal itu pada Dava. Dia bilang hanya hubungan biasa tidak lebih. Tapi dia juga bilang kalau cewe itu suka sama dia. Kana masih tidak puas dengan jawaban Dava. Kebetulan cewe itu berteman dengan Kana di sosmed. Sebelum kejadian malam itu Kana melihat cewe itu pakai PP fotonya sama Dava dan temenya yang lain terus uploud foto Dava juga.
Akhirnya Kana memberanikan diri untuk Tanya langsung sama cewe itu tentang hubunganya sama Dava. Dia bilang kalau dia sama Dava itu tidak ada apa-apa. Dia Cuma tetangganya Dava dan dia juga tidak ada perasaan apa-apa sama Dava. Kana setengah percaya dan tidak tapi ia berusaha untuk percaya sama Dava meskipun ia tahu kalau Dava itu playboy. Kana yakin Dava tidak akan mengkhianatinya. Karena masalah cewe itu Dava dan Kana tidak kontakan selama 2 hari lebih. Kana sempat berpikir mereka akan putus. Tapi karena sayang itu masih ada dan ternyata tidak ada apa-apa sama cewek itu dan Dava hubungan mereka tetap lanjut. Bahkan, sekarang Kana berteman baik dengan cewek itu, sebut saja kiran.
Kiran banyak cerita tentang Dava. Dia tahu banyak hal tentang Dava dibanding Kana. Sampai suatu saat Kiran pengen banget ketemu Kana. Ada hal penting tentang Dava yang ingin dibicarakan katanya. Karena tidak pernah ada waktu akhirnya dia mengatakanya lewat pesan. Awalnya dia Tanya tentang hubungan Dava dengan Lala. Kana tidak pernah melihat Lala namun ia tahu siapa Lala. Lala adalah adek kelas yang ngaku ngefans sama Kana. Kiran adalah teman dekat Lala. Saat mereka sedang bersama tidak sengaja Kiran melihat chattingan Lala dengan Dava. Saat itu Kiran tahu kalau Dava pacaran sama Kana tapi di chattingan Lala, Dava manggil Lala dengan panggilan sayang. Kiran pura-pura tidak tahu tentang hal itu. Ia lalu memberanikan diri untuk bertanya tentang hal itu pada Kana. Kiran juga nunjukin pada Kana kalau Dava pernah pakai foto Lala di ava twitternya tanpa sepengetahuan Kana. Kana tidak langsung percaya pada Kiran. Ia mencoba menanyakan hal tersebut pada Dava dan ternyata semua itu benar Dava lakukan.
Seketika itu seperti ada gluduk menyambar yang memaksa mata Kana untuk mengeluarkan air mata. Kana tidak menyangka Dava tega nglakuin ini sama dia. Dan Lala yang mengaku ngefans sama Kana ternyata nusuk dia dari belakang. Sakit. Benar-benar menyakitkan. Kana seperti manusia bodoh yang tak mengerti apapun tentang cinta. Bahkan untuk melihat kejelekan Dava pun ia tak mampu. Meskipun Alice sudah pernah cerita tentang playboynya dia, Kana masih saja percaya karena dulu ia tidak ada bukti. Sekarang Kana tau kenyataanya. Sakit itu dirasakan Kana saat ia benar-benar sayang pada Dava. Sekarang cerita cinta itu sudah berakhir. Hanya penyesalan yang ada dalam diri Kana saat ini. Berpijak di bumi tapi seolah tak ingin terjun dalam masalah masalah yang ada di dalamnya. Yang ada dalam fikiranya hanya bagaimana cara menghilangkan masa lalu yang kelam dan tak ingin ia ulangi lagi.
Masa kuliah dimana tak ada lagi kesempatan untuk bertemu dimanfaatkan Kana untuk melupakan masa lalunya dan memulai lembaran baru dengan memperbaiki diri agar tidak mudah terjerumus. berpegangan pada agama adalah jalan yang tepat untuk berubah jadi lebih baik. Kana sudah tidak perduli lagi dengan Dava dan Lala mau dibawa kemanapun hubungan mereka biarlah. Kana yakin Allah punya yang lebih baik dan lebih indah untuknya. Jomblo bagi Kana adalah suatu kenikmatan. Punya banyak waktu untuk lebih mengingat Tuhan daripada pacar. Dulu awal putus Kana emang nangis tapi bukan karena statusnya yang berubah jadi Jomblo karena kebodohan yang sudah ia lakukan selama ini. Dan saat ini adalah saatnya Revolusi Akhlak buat Kana.
So, gak usah takut jadi jomblo guys daripada punya pacar kayak gitu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar