Dalam diri seseorang pasti ada kelebihan dan kekurangan
karena Tuhan menciptakan sesuatu itu berpasangan. Siang dengan malam, matahari
dengan bulan, surge dengan neraka dan sebagainya. Begitupun dengan makhluk yang
bernama manusia. Rasa cinta dalam diri seorang remaja adalah suatu anugrah yang
tak isa ia hindari. Sadar atau tidak
rasa itu pasti pernah singgah dalam hati.
Teorika
matematika mungkin adalah suatu hal yang mudah bagi Kana. Namun, tentang cinta
tau apa dia. Hanya bisa memandang birunya langit dan hamparan laut luas untuk
berusaha mencari jawaban dari apa yang disebut cinta. Masa SMA memperkenalkan
ia pada dunia yang sesungguhnya.
“woi,,pagi-pagi
gini udah nglamun. Kesambet baru tau rasa lo!kalo mikirin gue gak usah sampe
kayak gitu banget keles. Hahaa” kaget juni yang tiba tiba dating dan membuat
kana tersadar dari lamunanya.
“apaan
sii siapa juga yang mikirin lo!idih..”
“lagian
pagi-pagi gini udah bengong gak jelas, mikirin apa sih?” Tanya juni kepo.
Kana
diam sesaat lalu menatap wajah juni dengan tatapan aneh yang membuat Juni
menjadi salting. Dengan hati hati Kana mulai mengungkapkan apa yang disimpan
dalam lamunanya.
“Jun,
menurut lo Dava gimana sih orangnya?”
“ooo
jadi dari tadi lo nglamunin Dava? Hahaa” jawab Juni dengan suara agak teriak
dan tawa khasnya. Sontak Kana langsung menutup mulut Juni takut ada yang
mendengar.
“by
the way in the busway.. ngapain lo
nanya-nanya si Dava? Jangan –jangan lo naksir lagi sama si playboy cap kadal
itu. Hayooo ngakuuu..” goda Juni dengan kealayanya.
“dia
playboy?” Tanya Kana kaget.
“iyalah,
masak lo nggak tau sih? Makanya jadi orang tuh jangan jadi kutu buku, perginya
kalau nggak ke perpus ya mushola udah gitu langsung balik kelas. Keluar paling
kalau ada rapat Rohis. Capek deh!”
“yee
emang kenapa? Yang penting kan bermanfaat. Daripada gosip mulu kayak lo!”
bantah Kana. “ya udah, gue mau ke kelas. Terserah lo mau ikut apa nggak. Bye!”
lanjut Kana . ia langsung menuju ke kelas dan meninggalkan Juni di taman
sendirian.
“eh
Kan, tungguin gue dong, main tinggal-tinggal aja!gue masih kepo nih tentang lo
sama Dava” kata Juni yang nyusulin Kana ke kelas.
Di
kelas Juni terus mendesak Kana untuk cerita tentang hubunganya sama Dava.
Bahkan saat pelajaran berlangsung pun ia tetap saja bertanya tentang hal itu
sampai akhirnya Kana sudah tak tahan dan berjanji akan cerita setelah pulang
sekolah.
Semuanya
berawal dari ucapan ultah Kana buat Dava yang kebetulan beda satu hari dengan
alice, temen deket Kana. Gara-gara itu, di kelas Dava jadi lebih akrab dengan
Kana yang bisa di bilang susah deket kalau sama cowo yang baru kenal. Setelah
itu mereka jadi sering chattingan dan kadang gombalin satu sama lain. Tapi,
Kana tetap menjaga perasaanya dan bersikap biasa sebagai teman karena ia tahu
saat itu Dava lagi deket sama adek kelas. Saat weekend holiday di Bandung, Dava
berubah jadi makin perhatian sama Kana. Dava adalah salah satu cowo kece di
sekolah sekaligus temen sekelas yang deketin Kana. Di tambah lagi dengan
jabatan yang dipegang Dava membuatnya jadi makin terkenal. Karena itulah Kana
merespon perhatian Dava. Ia ingin bisa lebih deket dengan cowo.
Semakin
hari Dava makin perhatian sama Kana. Mereka jadi lebih sering chattingan,
sms-an. Saat itu Kana belum begitu mengenal Dava. Ia hanya berfikir Dava cowo
yang baik, perhatian, aktif, karismatik, pokonya yang baik-baik lah. Tak
sedikitpun terlintas kejelekan Dava dalam hal cinta. Padahal saat itu Kana tahu
dia lagi deket sama siapa dan mantanya siapa aja. Bahkan mantanya temen ekstra
Kana. Hingga suatu saat Dava mengungkapkan perasaanya lewat sms. Kana tidak
langsung menjawab tapi ia ingin Dava bilang secara langsung di depanya.
Sebenarnya bukan itu yang Kana inginkan tapi karena Kana masih belum yakin
dengan perasaanya. Kana takut apa yang dirasakanya Cuma perasaan suka yang
sementara. Tapi sikap Dava terus membuatnya makin jatuh hati. Kana semakin
bingung dengan perasaanya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Kana memang suka
sama Dava tapi ia tidak ingin pacaran. Ia tidak ingin punya mantan pacar. Ia
ingin pacarnya ya suaminya nanti. Tapi Kana sadar dia baru SMA kelas IX. Masa
depanya masih jauh. Terlalu cepat untuk memikirkan hal itu. Selain itu Kana
juga takut sakit hati dan nanti malah mengganggu belajarnya.
Di
sisi lain Kana takut kalau ia menolak Dava, dia akan sakit hati dan
menjauhinya. Kana tidak ingin itu terjadi. Kana ingin tetap deket dengan Dava
tapi bukan pacaran ataupun sahabatan. Kana sayang pada Dava tapi ia bingung
harus bersikap bagaimana. Dava berhasil memberikan apa yang ia inginkan selama
ini. Kana pernah bilang sama ihda temen curhatnya kalu ingin punya pacar di
ultahnya yang ke-17 ini. Dan itu semua ada di depan mata. Tapi Kana masih
bingung apa yang dilakukanya ini benar atau salah. Meskipun hatinya bergejolak
hebat ia berusaha untuk tetap bersikap biasa di hadapan teman-temanya agar tak
ada yang curiga termauk juga Dava.
Liburan
semester berakhir. Saat ini adalah hal yang paling mendebarkan bagi Kana karena
ia harus bertatap muka langsung dengan Dava. Hatinya seperti tak hujan tapi
banyak petir, bergerak tak beraturan karena melihat Dava yang sudah di dalam
kelas dan menatapnya saat ia baru saja masuk kelas dan tiba-tiba terdengar
sorakan dari teman-teman. Sumpah, ini membuat Kana jadi mati gaya. Gayanya yang
pemalu membuatnya jadi makin kelihatan salting. ia lalu bergegas menuju
bangkunya. Di sana Juni sudah duduk manis dan siap untuk memberikan penjelasan
atas kejadian barusan.
“mereka
udah tau Kan, tapi bukan gue lho ya,, noh si Dava yang bersikap aneh sama lo
dan statusnya di sosmed bikin gempar seantero sekolah”
Kana
jadi makin salting. sesaat ia melirik Dava dan Dava justru melihatnya.
Bener-bener apes. Ini yang tidak diinginkan Kana yaitu temen-temenya tau
tentang hubunganya. Kana terus mengelak jika temanya bilang kalau ia pacaran
dengan Dava. Untungnya teman-teman Kana pecaya kalau dia tidak pacaran sama
Dava. Bahkan sahabatnya sendiri alice dan ihda tidak tahu pasti apa statusnya
dengan Dava.
Sepulang
sekolah Kana bertemu dengan Nina salah satu cewe yang naksir sama Dava dari
kelas 10 dan sekarang jadi partner Dava di salah satu organisasi di sekolah.
Nina dulu teman sekelas Kana yang dulu pernah ngenalin Kana sama Dava.
“hai
Kan, dicari Dava tuh di ruanganya.” Sapa Nina.
Kana
hanya senyum dengan sapaan Nina yang terkesan bercanda dan seperti ada rasa
cemburu. Aku memang agak canggung sama Nina, ada perasaan tidak enak semenjak
tahu ia naksir sama Dava.
Hari
ini Kana tidak langsung pulang karena ada pertemuan Rohis untuk membahas acara
rutin hari jumat. Tiba-tiba Juni datang dan membisiki Kana sesuatu.
“ditungguin
Dava di depan kelas selesai Rohis, ada sesuatu yang pengen dibicarain” bisik
Juni.
Jlep.
Jantung Kana mulai berdeguk kencang. Dengan kecepatan yang tidak konstan. Ia
berusaha menghindari pertemuan dengan Dava. Kana tahu pasti Dava ingin
mengungkapkan perasaanya secara langsung tapi Kana tidak ingin itu terjadi.
Kana selalu berusah menghindar tiap kali Dava ingin bicara.
“tapi
Jun, kayaknya ini nanti sampai sore banget nanti dia kelamaan nunggu kasian.
Mending suruh kapan-kapan aja gitu.” Elak Kana.
“katanya
gak bisa Kan, harus sekarang. Sampe kapanpun juga bakal ditungguin. Iyain aja
ya?kasian kan, udah dibelain sampe kayak gitu..” rayu Juni.
Akhirnya
Kana hanya bisa pasrah. Kali ini ia tidak dapat menghindar.
Selesai
rohis Dava dan Juni sudah stand by di depan ruangan. Kana makin bingung harus
ngapain. Ia tidak bisa pulang diam diam kalau Davanya aja didepan. Akhirnya ia
keluar.
“Kana
aku mau ngomong penting. Ikut aku yuk..”ajak Dava.
“aku
mau pulang, udah sore soalnya. Nggak enak sama ibu kos kalau pulang kesorean.”
Jawab Kana menghindar.
“sebentar
kok, please…!ini soal yang kemaren. Kamu bilang harus langsung kan?” Dava masih
mencoba merayu Kana.
“udahlah
Kan, diiyain aja apa susahnya sih,, apa perlu gue temenin? Gak kan? Makanya
sono keburu sore ntar, katanya mau pulang cepet!” bujuk Juni.
Kana
dan Dava saling pandang dan akhirnya mereka pergi berdua di depan kelas. Di
situlah Dava mengungkapkan perasaanya.
“apa?”
Tanya Kana pura pura tidak mengerti maksud Dava.
“duduklah!”.
Kana pun duduk. Dava melanjutkan kata-katanya. Dengan menarik nafas dan
menghembuskanya. “aku suka sama kamu Kana, mungkin ini terlalu cepat tapi aku
sudah yakin sama persaanku kalau aku memang jatuh hati sama kamu”.
Cetyarrrrrr.
Ini benar benar petir menyambar hatiku. Mulutku sperti terkena lem alteco 10
botol tak bisa berkata apa-apa. Suasana tiba-tiba berubah menjadi hening. Emang
dasarnya Kana gadis yang pemalu dan agak pendiam terjebak dalam situasi seperti
ini bisa apa dia? Kenal Cinta aja baru kemaren. Kana terus diam dan memandang
langit berusaha mencari jawaban disana. Tapi sia-sia. Tak ada apa-apa disana
hanya awan putih yang indah dan burung-burung berterbangan. Setelah diam
beberapa saat dengan menarik nafas panjang dan menghembuskanya juga Kana
menjawab pernyataan Dava dengan anggukan dan senyum manisnya.
Spontan
Dava langsung berteriak kegirangan dan tertawa lepas. Dava lalu mendekati Kana
dan membisikkan sesuatu di telinga Kana.
“I
love you Kana”
Jantung
Kana serasa mau copot mendengar kata-kata itu ditelinganya. Baru kali ini ada
cowo yang bilang gitu sama Kana. Kalau bilang suka lewat sms sih sudah biasa.
Hari
itu Kana benar-benar bahagia. Ia pulang kos dengan terus tersenyum dan jantung
yang masih tidak beraturan.
Sehabis
kejadian sore itu Dava jadi makin perhatian. Tiap pulang sekolah selalu
menghampiri Kana untuk sekedar pamitan pulang duluan.
15
januari adalah hari yang special bagi Kana. Hari itu genap ia berusia 17 tahun.
Malam harinya ia dapat kejutan dari sahabat-sahabatnya di kos. Ia berharap Dava
juga akan memberinya kejutan seperti sahabatnya. Namun saat itu ia sedang
disibukkan dengan lomba yang diikutinya 1 bulan lagi. Kana jadi jarang masuk
kelas karena harus belajar untuk lomba. Tak ada yang special dari Dava di hari
itu. Hanya ucapan selamat ulang tahun saat Kana masih di dalam kelas. Setelah
itu tak ada apa-apa. Kana tidak ingin berharap apapun dari Dava, ia hanya ingin
Dava ngerti kalau ini hari special baginya. Tapi Dava malah bersikap biasa
seperti tak ada apa-apa. Kana mulai sebal dengan Dava tapi ia tak ingin
menunjukanya secara langsung. Kana masih posthink mungkin bukan hari ini.
Satu
minggu setelah hari ultahnya Dava masih biasa saja. Kana tetap sabar. Sampai
satu bulan setelah ultahnya Dava masih belum memberikan sesuatu yang special
untuknya. Kana mulai lelah berharap. Dia berpikir mungkin memang ia tak pantas
mendapatkan sesuatu yang special dari orang yang disayang seperti
teman-temanya. Bahkan Kana sampai menulis di buku harianya. Di saat ia mulai
menyerah untuk berharap Dava datang menghampirinya.
“nanti
sepulang sekolah sibuk nggak?” Tanya Dava.
“aku
nanti ada jadwal belajar kelompok, ngerjain tugasnya mis fifi itu lho..” jawab
Kana.
“kira-kira
sampai jam berapa?” Dava masih terus bertanya. Kana mulai curiga dengan sikap
Dava.
“nggak
tau sih, mungkin jam 4 an, kenapa?”
“kalau
udah selesai kasih kabar ya, aku tunggu di kelas”. Kata Dava.
“loh
ada apa?” Tanya Kana bingung. Dalam hati ia masih berharap Dava akan
memberikanya kejutan tapi karena harapan-harapanya kemaren selalu mengecewakan
dia tak ingin berharap lagi.
“ada
sesuatu yang mau aku titipin sama kamu. Tolong datang ya. Aku tunggu!”. Kata
Dava yang langsung bergegas pergi.
Kana
masih bingung denga Dava. Ia penasaran dengan apa yang dimaksud Dava. Saat
kelompok Kana tidak focus dengan pekerjaanya. Ia terus kepikiran dengan Dava.
Sampai
di kelas Dava sudah ada disana. Dia langsung menghampiri Kana dan mengajaknya
pergi. Ternyata ke taman. Di sana sudah ada bungkusan plastic hitam besar.
“ini
untuk kamu Kana, happy birthday ya.. maaf telat.” kata Dava. Sebuah boneka
panda lucu itu dikeluarkanya dari plastic dan diberikan untuk Kana.
“dan
satu lagi buat kamu” lanjut Dava. Kana masih tersenyum dan sedikit tidak
percaya dengan kejadian itu. Dava mengeluarkan sebuar mawar merah dari dalam
tasnya dan bungkusan kecil yang berisi cincin dengan namanya. Ternyata dia juga
sudah memakai cincin yang ada nama Kana. Kana benar-benar tidak menyangka
ternyata harapanya jadi kenyataan meskipun terlambat 1 bulan. Bagi Kana hari
itu adalah sweet seventeenya yang kedua.
Berjalan
satu tahun hubungan mereka jadi tambah dekat dan saat kelas kelulusan mereka
harus berpisah. Dengan jarak rumah yang jauh sulit bagi Kana dan Dava untuk
ketemu. Hari terakhir mereka sekolah Dava datang ke kosan Kana dan pergi makam
malam bareng teman-teman sekelas sebelum mereka benar-benar terpisah oleh
jarak. Pada malam itu HP Dava lagi dipegang Kana, dan kebetulan ada massage
masuk. Pesan itu dari adek kelas yang foto sama Dava saat perpisahan. Kana
mencoba untuk bersikap biasa.
“ada
pesan nih!” kata Kana sambil memberikan HPnya pada Dava.
“buka
aja” jawab Dava. Kana membuka pesanya dan jlep. Isinya dia Tanya apa Dava masih
di RS. Saat itu paman Dava lagi di RS dan biasanya dia yang jaga. Ternyata dia
perhatian sama Dava. Kana mengatakan isi pesan itu pada Dava tapi Dava besikap
biasa malah menyuruh Kana membalasnya. Dalam hati Kana merasa penasaran dengan
hubungan mereka tapi ia tetap bersikap biasa. Kana tidak ingin membahasnya
sekarang.
Sepulang
dari makan malam Kana menanyakan hal itu pada Dava. Dia bilang hanya hubungan
biasa tidak lebih. Tapi dia juga bilang kalau cewe itu suka sama dia. Kana
masih tidak puas dengan jawaban Dava. Kebetulan cewe itu berteman dengan Kana
di sosmed. Sebelum kejadian malam itu Kana melihat cewe itu pakai PP fotonya
sama Dava dan temenya yang lain terus uploud foto Dava juga.
Akhirnya
Kana memberanikan diri untuk Tanya langsung sama cewe itu tentang hubunganya
sama Dava. Dia bilang kalau dia sama Dava itu tidak ada apa-apa. Dia Cuma
tetangganya Dava dan dia juga tidak ada perasaan apa-apa sama Dava. Kana
setengah percaya dan tidak tapi ia berusaha untuk percaya sama Dava meskipun ia
tahu kalau Dava itu playboy. Kana yakin Dava tidak akan mengkhianatinya. Karena
masalah cewe itu Dava dan Kana tidak kontakan selama 2 hari lebih. Kana sempat
berpikir mereka akan putus. Tapi karena sayang itu masih ada dan ternyata tidak
ada apa-apa sama cewek itu dan Dava hubungan mereka tetap lanjut. Bahkan, sekarang
Kana berteman baik dengan cewek itu, sebut saja kiran.
Kiran
banyak cerita tentang Dava. Dia tahu banyak hal tentang Dava dibanding Kana.
Sampai suatu saat Kiran pengen banget ketemu Kana. Ada hal penting tentang Dava
yang ingin dibicarakan katanya. Karena tidak pernah ada waktu akhirnya dia
mengatakanya lewat pesan. Awalnya dia Tanya tentang hubungan Dava dengan Lala.
Kana tidak pernah melihat Lala namun ia tahu siapa Lala. Lala adalah adek kelas
yang ngaku ngefans sama Kana. Kiran adalah teman dekat Lala. Saat mereka sedang
bersama tidak sengaja Kiran melihat chattingan Lala dengan Dava. Saat itu Kiran
tahu kalau Dava pacaran sama Kana tapi di chattingan Lala, Dava manggil Lala
dengan panggilan sayang. Kiran pura-pura tidak tahu tentang hal itu. Ia lalu
memberanikan diri untuk bertanya tentang hal itu pada Kana. Kiran juga nunjukin
pada Kana kalau Dava pernah pakai foto Lala di ava twitternya tanpa
sepengetahuan Kana. Kana tidak langsung percaya pada Kiran. Ia mencoba
menanyakan hal tersebut pada Dava dan ternyata semua itu benar Dava lakukan.
Seketika
itu seperti ada gluduk menyambar yang memaksa mata Kana untuk mengeluarkan air
mata. Kana tidak menyangka Dava tega nglakuin ini sama dia. Dan Lala yang mengaku
ngefans sama Kana ternyata nusuk dia dari belakang. Sakit. Benar-benar
menyakitkan. Kana seperti manusia bodoh yang tak mengerti apapun tentang cinta.
Bahkan untuk melihat kejelekan Dava pun ia tak mampu. Meskipun Alice sudah
pernah cerita tentang playboynya dia, Kana masih saja percaya karena dulu ia
tidak ada bukti. Sekarang Kana tau kenyataanya. Sakit itu dirasakan Kana saat
ia benar-benar sayang pada Dava. Sekarang cerita cinta itu sudah berakhir.
Hanya penyesalan yang ada dalam diri Kana saat ini. Berpijak di bumi tapi
seolah tak ingin terjun dalam masalah masalah yang ada di dalamnya. Yang ada
dalam fikiranya hanya bagaimana cara menghilangkan masa lalu yang kelam dan tak
ingin ia ulangi lagi.
Masa
kuliah dimana tak ada lagi kesempatan untuk bertemu dimanfaatkan Kana untuk
melupakan masa lalunya dan memulai lembaran baru dengan memperbaiki diri agar
tidak mudah terjerumus. berpegangan pada agama adalah jalan yang tepat untuk
berubah jadi lebih baik. Kana sudah tidak perduli lagi dengan Dava dan Lala mau
dibawa kemanapun hubungan mereka biarlah. Kana yakin Allah punya yang lebih
baik dan lebih indah untuknya. Jomblo bagi Kana adalah suatu kenikmatan. Punya
banyak waktu untuk lebih mengingat Tuhan daripada pacar. Dulu awal putus Kana
emang nangis tapi bukan karena statusnya yang berubah jadi Jomblo karena
kebodohan yang sudah ia lakukan selama ini. Dan saat ini adalah saatnya
Revolusi Akhlak buat Kana.
So,
gak usah takut jadi jomblo guys daripada punya pacar kayak gitu.